Jumat, 16 Januari 2009

Sang Pahlawan Yang Masih Ingusan



FITRIANA Anita Anggriani, namanya. Meski berumur 8 tahun, dengan keberaniannya, bocah perempuan yang akrab dipanggil Nita ini, berhasil ‘melumpuhkan’ 5 perampok berkelewang yang membacok bapak dan membalok ibunya.

Ceritanya, sekawanan perampok sadis dinihari (15/1) kemarin sekira pukul 3, menyatroni kediaman orang tuanya di Perumahan Guru SMP Negeri 2 Pantai Labu, di Dusun I, Desa Durian, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang. Aksi perampokan itu terbilang sadis. Buktinya, sebelum berhasil membawa kabur uang Rp 20 juta, emas 51,72 gram, 4 unit HP serta sebuah tas berisi dokumen penting, para perampok lebih dahulu membacok kepala Soegirno dan istrinya, Ny. Nursinta Fatimah (30) yang dipukul dengan kayu di bagian punggung dan tangannya.

Bahkan, seorang penjaga sekolah, Matsih alias Uring (70), yang saat itu coba memberikan pertolongan kepada keluarga Soegirno, juga dipukul. Aksi perampokan ini kini dalam penyelidikan pihak Polsek Beringin. Sedangkan Soegirno, PNS yang bertugas sebagai Pegawai Tata Usaha di sekolah itu, hingga kemarin dirawat intensif di ruang mawar RSU Deli Serdang di Lubuk Pakam.

Ditemui di rumah sakit itu, Soegirno tampak lemah terbaring di tempat tidur dan ayah dua anak ini pun belum bisa memberikan keterangan seputar peristiwa itu. Sementara putri bungsunya, Nita, sesekali menangis melihat kondisi bapaknya. Tapi berkat keberanian putri cilik ini, nyawa kedua orang tuanya selamat. Seperti apa kisah mengerikan yang dialami oleh dara cilik ini, berikut penuturan Nita kepada POSMETRO MEDAN.

Dini hari itu, selagi terlelap, Nita dan kakak perempuanya, Putri Wulandari (17), tiba-tiba dikejutkan dengan suara ribut-ribut dari kamar orang tua mereka. Ternyata saat itu, tiga dari lima perampok yang masuk ke rumah lewat jendela nako samping, tengah menyandera Soegirno dan istrinya. Kedua orang tua itu diikat setelah sebelumnya pasutri ini dilumpuhkan dengan cara kepala Soegirno dibacok, matanya dipukul pakai benda keras, dan istrinya dipukuli dengan kayu.

“Mana emas kalian, mana uang kalian, bentak para perampok kepada pasutri itu.” Bentakan para perampok itu jelas semakin membuat Nita dan kakaknya yang berada di kamar sebelah, takut. Meski tengah ketakutan, bukannya menangis, Nita putar otak guna mencari pertolongan. Saat itu juga Nita menyelinap keluar dari dalam rumah dan berlari menuju rumah lain di sana yang berjarak sekira 50 meter yang ditinggali si kakek penjaga sekolah.

Tiba di sana Nita lantas berteriak memanggil si kakek. Hanya saja si kakek ternyata tengah pulang ke rumahnya yang berjarak sekira 100 meter dari lokasi sekolah. Dan di rumah itu hanya ada Iwan (15) teman si kakek yang saban hari menjaga komplek sekolah itu.

Begitu tahu ada perampokan, Iwan dan Nita segera berlari ke rumah si kakek dan setiba di sana mereka segera memanggil Uring. Singkat cerita, Uring lantas bergegas sembari membawa sebilah parang menuju rumah Soegirno. Di sana, kakek Uring mendengar suara ribut dari dalam rumah dan karena itu pula Uring langsung menuju pintu belakang rumah untuk segera masuk ke dalam. Begitu hendak masuk ke dalam, Uring dihadang oleh seorang perampok.

Saat itu juga Uring sempat bertarung dengan perampok itu, Uring mengaku sempat membacok salah seorang perampok namun begitu hendak kembali menyerang, saat bersamaan perampok lain memukul tengkuk Uring hingga pria tua itu terkapar di lantai rumah. Meski terkapar, Uring sempat pula sesaat mempertahankan parang di tangannya agar tak dirampas para perampok. Dan saat berebut parang itu pula, telapak tangan Uring tersayat.

Sementara saat itu juga si kecil Nita malah kembali masuk ke rumah. Melihat perampok, Nita sempat meminta kepada para perampok agar jangan membunuh dua orang tuanya. Namun Nita malah diancam akan diperkosa. Mendengar itu, gadis cilik ini berinisiatif menyerahkan dua anting serta kalung yang dipakainya kepada para perampok. Keberaniannya itu berhasil ‘melumpuhkan’ niat perampok menghabisi nyawa dua orang tuanya. Bahkan membuat perampok langsung kabur begitu mengikat Nita dan kakaknya bersama kedua orang tuanya di kamar.

Kapolsek Beringin AKP Deny lewat Kanit Reskrim Ipda Arman Harahap kepada POSMETRO MEDAN menyebutkan, begitu mendapati laporan aksi perampokan itu, pihaknya segera meluncur ke TKP. Dan dari olah TKP pihaknya menemukan 4 broti yang dipakai untuk memukul keluarga Soegirno, seutas tali plastik, 2 helai kain yang dipakai sebagai penutup wajah para perampok, sepasang sandal karet berwarna hijau serta 1 buah sepatu boot merek AP milik para perampok. Menurut Arman, identitas para perampok belum diketahui namun kerugian akibat aksi perampokan itu mencapai Rp 40 juta. (posmetro-medan.com)

(Terima Kasih Telah Membaca Dan Berkomentar Di sini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar